a l t e r e g o s e n s i t i f



Suatu siang panas-panas. Setelah melewati perempatan Blok O menuju arah JEC, Artzex berkendara dengan kecepatan 60 km/jam. Tiba-tiba mata kirinya menangkap siluet coklat, lusuh dan mengkilat terpantul cahaya. Ia mengucek-uceknya. Melihat ke sepion, woh wong edan!. Dia langsung putar kemudi, ia teringat ia membawa kamera pocket di tasnya. God, he’s naked! (kayak nggak pernah lihat orang gila telanjang aja). Buah dzakar dan batang kelaminnya terombang-ambing tertiup sepoi-sepoi angin semilir. Silirrr. Bebas! Wong edan kok. Herannya orang ini, dia membawa tas yang berisi pakaian coba.


Karena takut dikejar, Artzex mengamatinya dari belakang, masih diatas motor di tepi trotoar. Mengeluarkan kamera, men-zoom in, belum sempat memotretnya, eh sudah menjauh.

“mlakune kok cepet banget tho iki!” sambatnya.
“iki nek ngoyak aku mlayu lhooo!!!” teman perempuannya yang diboncengnya juga nggak kalah takutnya
“ora-ora.. santai thoo..”
Lalu memajukan motornya 2 meter, dan tiba-tiba orang ‘sakit’ ini berbalik badan,
“walah!!! Piye iki???” Artzex panik sendiri, mau turun dari motor
Temennya yang diboncengnya, mencengkram lengannya, menenangkannya
“ssssstt.. santai.. jare mu santai.. piye thoo??” suaranya ditahan,
Begitu ia mengintip dari balik punggung lelaki di depannya,
“oh shitt! Kamu sengaja ya biar aku lihat?!” katanya lagi, cengkeraman tangannya tambah kuat
“aku juga nggak tahu dia bakalan pamerin itunya!” jawab Artzex tanpa menoleh ke belakang

Dan benar, karena memang orangnya ‘sakit’, dia berputar lagi. Kali ini Artzex bisa mengambil gambarnya dengan leluasa, potret pantat yang sintal, terjal, berpeluh dan berdebu.


Sore harinya sekitar jam5 Artzex berkendara lagi, istilah SeekSixSick-nya Menghabiskan Matahari. Kali ini ia sendiri, dari perempatan Tugu ke utara, ketemu perempatan Jetis belok kanan, melewati jembatan X Code. Nah pas belokan ke kiri agak menanjak itu, mata kirinya dari kejauhan kembali menangkap sejenis yang siang tadi ditransmisikan ke otak sebagai siluet, tapi kali ini lebih riil, berjalan ke arahnya dan berkelamin ganda! Eh salah, perempuan maksud saya!. Mulutnya komat-kamit sendiri, bola matanya berputar-putar menaruh curiga pada semua yang dilihatnya, ini lebih menakutkan pikirnya. Kasihan.

Pemandangan ini mengingatkan Artzex pada acara peragaan busana di CNN yang tak sengaja ditontonnya sewaktu kecil dulu, tubuh bagian atas tak ditutupi sehelai kainpun, sehingga buah dadanya terbang kemana-mana, bedanya jika yang di CNN masih memakai celana jeans, maka yang sedang berjalan di trotoar ini bagian bawahnya hanya berlapiskan selembar daster yang sudah robek-robek. Dan kain itu menyelamatkan organ genitalnya dari debu jalanan. Lagipula tidak ada yang mengacuhkan, atau bahkan memperhatikan, kecuali si Artzex ini! Yang ‘sakit’ tu siapa sebenarnya?

“Untung raine ora koyo Angelina Jolie!”

Artzex tersenyum-senyum sendiri, sambil terus melaju mengegas motornya, ia memang tidak ada niatan untuk memotretnya. Tapi kejadian itu terekam jelas dibenaknya, ia memikirkan semua hal yang berkaitan dengan orang gila, departemen sosial, orang-orang yang ditemuinya di gigs-gigs kecil yang kadang men ‘sakit’ kan diri dengan mengkonsumsi psikotropika. Pemikiran mengenai kegilaan buatan dan apa yang dilihatnya secara nyata di jalanan, antara yang sudah tidak waras dan mereka yang sedang berusaha merusak kewarasannya sendiri, dengan berbagai cara. Semua itu membuatnya sakit kepala.

“I think everybody’s nuts!”
...

Malam harinya bayangan tentang si Luna(tic) betina yang melintasi jembatan X code tadi sore benar-benar mengganggu pikirannya. Setan kecil dalam dirinya akhirnya keluar juga, setan kecil yang membawanya ke ranah fantasi yang lebih tinggi, bagaimana sampai Artzex menuliskan,

Andaikanku berada dekat denganmu, munculkan libidoku,

Lalu tiba-tiba terjadi pertengkaran,

Oh tidak! Aku takut kau memuntahkan lagi isi perutmu di mukaku!

Dan pada bagian Bau tubuhmu menyumbat nafasku! Itu adalah part yang menurutku sangat lucu.
SAKITMU ADALAH KEBEBASANMU!, mungkin maksudnya disini memang pure sebagai suatu kebebasan yang didapat karena ‘sakit’nya itu. Telanjang, berjalan-jalan di trotoar, tanpa peduli sekitar, kalau dilogis, memang membuat miris.

Tidak semua yang Artzex tuliskan itu terjadi pada saat berada di tingkat consciousness yang aman. Ah aku jadi tidak mempercayainya. Maksudnya ia seperti membiarkan setan kecil itu menguras-uras semua imaji dalam pikirannya, seperti merealisasikan protes dan rasa iri terhadap semua kontradiksi yang terjadi.

Rasa irinya ditandai dengan,
Betapa bebasnya hidup tanpa pikiran yang menyiksa,

Lalu perasaan ibanya, ia salurkan lewat You walked again and again, screamed, cried and past. You always had no choice, because they’re all murder.

Mereka (orang-orang kasihan ini), pasti punya background sendiri-sendiri dalam ‘mencapai’ kegilaannya sekarang. Dan sebagian dari mereka atau semuanya, waktu kecil pasti tidak akan pernah menyangka, bahkan tidak mau kalau kelak melihat dirinya sendiri pada saat berusia pertengahan 30an berjalan di tepi jalan raya, dengan tubuh kotor, berbugil ria, mengumpat, memaki, tertawa dan menangis tanpa sebab, sendirian, lalu dilempari batu atau kerikil oleh anak-anak kecil yang iseng. Mungkin ada beberapa juga yang sudah punya bakat kelainan jiwa. No one knows what will happen tomorrow. Dengan berfikir seperti itu kita seharusnya menyadari, betapa kita yang sekarang ini, apapun keadaannya harus selalu disyukuri.

....

Pada bagian akhir setelah koor ‘O.. oo. Ooo.. oooo.. O’ dimana terdengar teriakan SAKITMU KEBEBASANMU berulang-ulang itu sudah lain lagi konteksnya. Ini lebih luas dan merupakan suatu penegasan. Kalau diterjemahin juga sudah berubah, yang mulanya bermakna Your Sickness is Your Freedom, sekarang berganti menjadi Your Pain is Your Freedom. Atau kalau kalian pernah dengar istilah No Pain No Gain, ya semacam itulah. Dulu waktu SD pasti juga pernah diajari pantun,

Berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian

Kalau kata Jamrud, ‘bersakit dahulu, senangpun tak datang, malah mati kemudian’ haha. Bahwa semuanya nggak ada yang kebetulan, kalau kamu mau sukses, kerja keras!. Kalau kamu mau berhasil, kamu harus meluangkan waktu lebih banyak pada hal apa yang kamu inginkan untuk berhasil. Dan jangan lupa, rejeki itu sudah ada yang mengatur. Mau tak mau, ikhlas tidak ikhlas, ya ini lah hidupmu. Dreaming is free, but you have to buy the consequences.

(Kalo ngomong mah gampang! Yaeyalahhh siapa bilang nggak gampang!)
....

Kemarin ada seorang cewek, dia hijaber. Setelah mendengarkan lagu ini berulang kali, kemudian melepaskan headsetnya, bertanya
“eh ini lagu tentang orang melahirkan kah??” tanyanya mengagetkan
“yang mana?” saya balik tanya
“yang ini loh, ISI PERUTMU DI MUKAKU!” jawabnya
“???”.
....

Beberapa hal yang mungkin perlu kamu tahu :

  1.    Tadinya lagu ini berjudul MUNTAH
  2.    Jumlah total penyebutan kata Sakit dan Kebebasan di lagu ini adalah 10 kali
  3.   Perubahan judul menjadi SAKITMU KEBEBASANMU diusulkan oleh Agib Tanjung
  4.   Aransemen lagu ini, awalnya itu model-model Reggae-Punk ala NOFX
  5. YeahYeahYeahs punya pengaruh cukup kuat untuk segi musikalitas
  6. Awalnya mau diduetkan sama mas Farid dari FESTIVALIST, tapi beliau sedang sibuk kursus modern dance. Yah batal deh! #sedih


-Alterego Sensitif-

NotaBene : photo editing by Bagus Kresnawan di @bagustikus via instagram

Categories:

2 Responses so far.

  1. ditunggu versi ala reggae punk nya ;D

Leave a Reply