a l t e r e g o s e n s i t i f



Hai. Aku 25. Jungkir balik sampai organ-organmu terbalik pun tidak akan pernah lagi kembali ke 24 atau sweet seventeen?. Ngimpi!. I’m afraid. Dan besok? Aku akan berumur 25 tahun lebih satu hari. I don’t know, mungkin ada beberapa yang merayakan bertambahnya umur dengan mengurung diri seharian dikamar, merenungi semua hal yang telah dilakukan atau belum dilakukan setahun kemarin. Atau mengharap apapun selain roti tart (dibaca : roti tart selain apapun), karena sudah terlalu seringnya menerima hal yang sama?. Semua yang kamu lakukan, adakah yang kamu sesalkan?. Tidak, aku sedang membahas diriku sendiri, jadi tidak perlu bertanya padamu. Setidaknya aku lebih tua 5 tahun dari album Nirvana paling famous sepanjang masa, Nevermind. Lebih tua 24 tahun dari alterego. Dan aku sekarang memiliki diastema seperti Madonna (celah diantara gigi seri sentral depan atas, selebar 1mm). Terus ngopo?.


Sudahkah kamu hidup dengan baik? Apakah kamu banyak menyakiti perasaan hati orang lain? menyakiti Tuhanmu? Atau malah lebih sering menyakiti perasaan hati diri sendiri?. Tapi, setahuku Tuhan selama ini melihatku bukan dengan mata-Nya, namun selalu memperingatkan ku lewat hatiku. Aku kadang sampai tak kuat merasakannya, seperti pembilasan dosa. Satu hal yang aku petik dari film Eat Pray Love adalah, lihatlah dunia dan isinya bukan dengan organ matamu, melainkan mata hatimu. Kiasan. Kamu tahu mata hatimu sendiri? Dan kamu tidak pernah bisa membohongi hatimu sendiri, what’s good is good and what’s bad is bad, no matter what.

Jika kamu, ah lagi-lagi kamu. Hmm, kita setarakan saja, kamu adalah aku, aku adalah kamu. Jika kamu merasa belum mencapai apapun di umur 25 ini, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang tidak pandai bersyukur. Apa yang kamu capai? Langit? Aku takut mengakuinya. Mungkin aku sama sekali belum mencapainya. Bumi? Jika kamu percaya, aku adalah seorang yang terkadang melampaui batas, melampaui batas kemampuan, seperti halnya Stoner yang mengatai Rossi,

“ambisimu melebihi bakatmu”

Aku selalu ingin mengalahkan bakatku, aku selalu tidak pernah merasa puas dan mudah sekali terpuaskan. Ambisius dan terobsesi oleh banyak hal. Kamu bisa melihat Dibby yang sekarang memakai Jas Dokter, aku ingat Ayahku yang selalu membangga-banggakan jas warna putih itu, seingatku beliau cuma pernah satu kali melihatku mengenakannya, sebelum pergi untuk selama-lamanya. Atau Artzex dengan band-nya yang sudah berumur 1 tahun. Bapak selalu mengeluhkan suara gitarku yang berisik, padahal tidak pakai amplifier, tapi dulu, begitu kami mengeluarkan album pertama yang masih berupa kaset, beliaulah yang paling sibuk memaksa saudara-saudaranya untuk membeli. Hi Dad, how are you today?. Aku yakin beliau tidak pernah ingat hari ulang tahunku, tapi tahu dengan pasti aku lahir kapan. Selasa pahing, bulan sebelas, tahun delapan enam.

Selamat datang di Sindrom ¼ abad!. Sms dari sahabatku itu membuatku tersenyum. Married Syndrome?. Lagi-lagi jika kamu sudah berpikir ke arah sana, maka kamu harus siap untuk tanggung jawab lahir batin. Life is not just about money, but money is the mean part of responsibility. Perempuan, satu diantara kamu, dan aku belum meyakininya, jika aku lah pakaianmu maka kamu lah pakaianku. Maksudku, oh god, I just had this mean heart. Tapi memang jodoh itu ditangan Tuhan, Dia yang menentukan. Biarpun persiapanmu sudah 90%, jika Dia berkehendak lain, maka kita tidak bisa lagi berkata-kata.

Tidakkah aku terdengar sombong sekarang? Atau hanya perasaanku?. Aku takut fantasiku pada akhirnya nanti hanya akan berupa imajinasi yang memuaskan keinginanku yang tidak terkabul. Lalu bagaimana seharusnya?. Aku ingin fantasi yang selalu produktif, bukan hanya lamunan kosong namun bisa mempertahankan motivasi dan menaikan prestasi. Ah seperti anak sekolahan saja kamu!. Seumur-umur aku pernah rangking 1 satu dalam kelas itu adalah waktu aku kelas 1 SD, selebihnya adalah mboh. Alhamdulillah sudah pernah rangking 1.

Tapi aku tidak pernah bisa menekan pikiranku, dia selalu kemana-mana, membawa sepasang stereo memutar lagu sesuka hati, membawa gambar dan seenak jidat memindah slide. Kadang aku menyukainya, kadang aku memujanya karena hasil karyanya lalu kadang aku membencinya karena aku terlalu menyukainya sehingga aku susah konsentrasi. Terutama jika berhubungan dengan hal-hal religi. Oh Tuhan ampunilah aku.

Cerminan. Refleksi. Pertanyaan. Pengakuan. Aku sadar bahwa kita tidak pernah bisa hidup tanpa orang lain. Aku hanya ingin total ikhlas, untuk semua yang aku lakukan, dari tahun ke tahun, aku selalu meyakinkan diri sendiri bahwa, dude u’re a lot better now. Jika kamu niatkan semua untuk kebaikan, niat baik, misalkan bermain musik sebagai sarana olahraga yang menyehatkan badan dan pikiran, lalu pergi ke klinik dokter gigi dengan niat ikhlas membantu orang dengan segala macam penyakit giginya. Itu bukan sesuatu yang mudah. Tentu sulit untuk bisa konsisten. Lalu mudahkanlah, dan kamu tidak akan merasa terbebani. Cari kegiatan lain. thats the solution!. Aku menyukai bagian dari diriku yang suka memberi nasihat, padahal dia sendiri juga membutuhkan nasihat. Lebih dari aku membutuhkannya. Ia butuh afek, pertengkaran, dan sesuatu yang dianggap sebagai ‘training’ untuk menyelesaikan konflik. Bukan bentuk proyeksi, yang menyalahkan orang lain atas kegagalan diri.

Sekarang aku memikirkan apa yang akan membedakanku denganku pada saat berumur 24. Apakah kamu punya rencana?. Well, my little brother said ‘kamu itu nggak jelas!’, oke I accepted it. Aku tidak pernah menggambar peta rencana, semuanya terekam di otak (i’m trying). Ah aku nggak mau nanti  botak. Tidak pula aku ingin memaksakan kehendak, itu sama saja namanya dengan merusak. Sukses itu adalah ketika kamu bisa menginspirasi orang lain, membuat orang lain untuk tergerak, berproduksi, dengan cara mereka sendiri. Tapi terkadang aku lelah, aku hanya ingin hati yang sederhana, ‘rumah’ untuk melepaskan semua resah, aku menjauhi-Nya dan beberapa saat kemudian, aku tersadar bahwa satu-satunya jalan yang sahih untuk kembali ke kesejukan, kewarasan adalah dengan berdoa. Doa. Jangan percaya, cobalah dulu berdoa, mohonlah apa saja. Tuhan itu maha mengabulkan.

Tapi saat pulang nanti. Kita sekali-sekali tak akan membawa serta apapun. Kamu akan meninggalkan ragamu terbenam ditempat dimana dia berasal. Kembali ke pemilikmu. Absolut, dan undetected

Terima kasih untuk ¾ hari yang cerah, fool moon, semua greetings, doa dan motivasi. Maka berdoalah yang baik-baik, semoga semua malaikat meng-amin-i. Untuk hal-hal yang baik tentunya. Terakhir, rajinlah bersihkan gigimu, jangan meremehkan dan sampai jumpa di gigs selanjutnya. Biar bagaimana kamu tetap istimewa.


Hormat dan Cinta. Nova Abdillah. 111111.

Categories:

4 Responses so far.

  1. butuh bersihin gigi nih pak dokter,,kerja dimana sekarang yak...? :D

    semoga jika kelak memang 100 tahun adanya,,3/4 tahun untuk sebuah kebaikan,,pengabdian,,dan keikhlasan,,,menjalani hidup yang tak sekedar impian :)

    chhheeerrrrs !

  2. miftahuts says:

    happy birthday tse, dont suicide at 27th.

    sincerely,
    Kurt.

  3. happy belated birthday.. jalanin aja hidupnya sembari mempertanyakan ini itu nya kehidupan :)

  4. RANGERS says:

    nais :)

    Gaya rock n roll tulisanya endi ? :)
    ditunggu :D

Leave a Reply