Kaset yang pertama kali
saya beli dengan uang sendiri adalah album band Wayang, yang nge-hit
lewat single “Ooooh.. Damainya hatiku, kala mentari bersinar
lagi..” dengan harga tujuh ribu rupiah. Waktu itu masih kelas tiga
SD, dan itu adalah hasil menabung selama tiga minggu.
Rasanya menyenangkan
sekali ketika mendengarkan lagu dari kaset, sambil membolak-balik
Sleeve-nya, membaca lirik, mencoba memahami Artwork dan
berulang kali memencet rewind button untuk lagu-lagu tertentu.
Atau jika capek memencet, kita akan mengambil pena dan memasukkan
ujungnya ke salah satu lubang kaset untuk memutar ulang lagu yang
disukai. Dan di setiap lipatan sleeve, beberapa di antara kita akan
merekatkan selotip agar kertas sleeve agar tidak mudah robek.
Ada rasa kangen dengan
euphoria-euphoria semacam memamerkan kaset yang baru kita beli ke
teman dekat. Lalu kemudian dipinjam dan nggak dibalik-balikin. Atau,
dibalikin, tapi ada bagian dari pita kaset yang sudah bundet. Atau
lagi, lama nggak dibalikin, eh tahu-tahu udah dijual sama yang
pinjam. Acapkali, kita juga mendapat bonus dari beli kaset original.
Slank yang paling rajin, mulai dari ngasih tattoo sticker
temporer, bahkan celana dalam. Tiap album beda-beda.
Musik masih eksklusif dan
toko kaset belum banyak gulung tikar. Musisi dan pendengar sama-sama
senang. Tidak ada yang dirugikan.
Dan setelah hampir
sepuluh tahun kaset seolah-olah tenggelam. Akhir-akhir ini saya
menemukan band, beberapa, baik lokal maupun manca mulai memproduksi
album mereka dalam bentuk kaset. Sebutlah The S.I.G.I.T, Throughout,
Rancid.
Ya, akan datang masa di
mana orang-orang bosan dengan Mp3, Free Digital Download (Baca :
unduh gratis), atau Copy-Paste di warnet dan kembali lagi
mendengarkan musik dari sesuatu yang berbentuk. Kapan itu? Sebentar
lagi. Sebentar lagi!
So, the question is..
Album band/musisi apa yang terakhir kali teman-teman beli?
Categories:
SENSITIF
yang terakhir beli itu Greatest Hits (Red Hot Chili Peppers) sepuluh tahun yang lalu :D