a l t e r e g o s e n s i t i f






It was five years ago today. Satu lembar A4 dan marker hitam, tergeletak di lantai. Seperti ritual di pagi-pagi sebelumnya, aku akan duduk di depannya, menyilangkan kaki, bersama akustik di pangkuan.

Ide datang dan pergi sesuka hati. Enam puluh menit rata-rata dan HVS itu akan ditinggalkan kosong. Tangan memainkan nada-nada asal, dan mulut meracau tak jelas sampai kelelahan. Seperti biasa. Entah sudah berapa hari.

But it's a different morning actually. Di bawah anomali cuaca yang tak kunjung sudah, I felt an amusement. Seperti memaksakan, lalu muncul gravitasi di antara kertas kosong, spidol, gitar kayu dan sesuatu yang bernyanyi di kepala.

In the next five minutes, satu halaman itu sudah penuh dengan coretan. Lima menit berikutnya notasi menyusul. Setelah itu I wondered, "Weh uwis iki? Lagunya gini aja?"

Fitur rekam suara di handphone membantu benar untuk mengingat. Lalu kunyanyikan dari awal,
'Mulai cemas aku memikirkanmu.. Kau pergi tanpa..'

"What? Jacket??"

I started laughing. It surprised me. Finally I'd created a pop song. A love song, tanpa ada kata-kata cinta di dalamnya.

Ternyata harus berulang kali. Selain faktor 'amuse' tadi. Bisa jadi di hari ke-30 kamu mencoba, atau 3 bulan setelah terus berusaha. Dan sepuluh menit di hari itu, akan terasa sangat sepadan.

What come from the heart will touch the heart.

---

dengarkan di sini

atau tonton ini


Categories:

Leave a Reply